Nama Anggota Kelompok :
1. Khairun Nisa (21)
2. Lucky Noviyanto Hakim (22)
3. M. Fayyadh Fahd Al Faiq (23)
SDLC
(System Development Life Cycle)
A. Pengertian
SDLC
(System Development Life Cycle) adalah tahapan – tahapan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang
analisis system dan programmer dalam membangun sebuah sistem informasi supaya berjalan dengan disiplin dan sistematis.
Kelebihan-kelebihan SDLC sebagai berikut :
- Menyediakan tahapan yang dapat digunakan sebagai pedoman mengembangkan sistem.
- Akan memberikan hasil sistem yang lebih baik karena sistem dianalisis dan dirancang secara keseluruhan sebelum diimplementasikan.
Kekurangan-kekurangan SDLC sebagai berikut :
- Sistem ini hanya menyediakan tahapan-tahapan saja, tetapi tidak menyediakan metodologi (cara dan alat-alat) untuk mengembangkan sistem.
- Hasil dari SDLC sangat tergantung dari hasil di tahap analisis, sehingga jika terdapat kesalahan analisis akan terbawa terus dengan hasil sistem yang kurang memuaskan.
- Pengembangan sistem SDLC membutuhkan waktu yang lama karena sistem harus dikembangkan sampai selesai semua terlebih dahulu.
- Pengembangan sistem SDLC ini membutuhkan biaya investasi yang relatif lebih besar dengan metode lainnya.
- Hasil dari sistem tidak fleksibel untuk dimodifikasi karena perlu dilakukan analisis kembali jika akan dimodifikasi.
D. Macam - Macam Model SDLC
1. Waterfall (air terjun)
2. Incremental
3. Rapid Application Development (RAD)
4. Prototyping Model
5. Metode Spiral
1. Metode Waterfall
Waterfall adalah suatu metodologi pengembangan perangkat lunak yang mengusulkan pendekatan kepada perangkat lunak sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat kemajuan sistem pada seluruh analisis, design, kode, pengujian dan pemeliharaan.
Langkah-langkah yang dapat digunakan untuk membuat sistem dengan metode ini, yaitu :
1. Requirements Definition (definisi kebutuhan)
2. Design (rancangan)
3. Development
4. Integration & Test
5. Installation & Acceptance
Kelebihan Metode Waterfall :
- Mudah untuk dimengerti dan mudah untuk digunakan
- Dapat digunakan untuk staff yang belum berpengalaman
- Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik.
- Document pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya.
- Diperlukan majemen yang baik.
- Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan.
- Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal pengembangan.
2. Metode Incremental
Model Incremental, merupakan model pengembangan system yang dipecah sehingga model pengembangannya secara increment/bertahap.
Kelebihan Metode Incremental :
- Bersifat interatif atau perulangan.
- Mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel.
- Prioritas tinggi pada pelayanan system adalah yang paling diuji.
- Produk yang dihasilkan semakin lama semakin lengkap, hingga versi akhir dari sebuah produk akan dianggap paling lengkap dan sempurna karena mengalami perbaikan yang berkesinambungan.
- Model ini cocok jika jumlah anggota tim pengembangan/pembangunan software terbatas.
- Pelanggan dapat memakai inkremen yang pertama sebagai bentuk prototype dan mendapatkan pengalaman yang dapat menginformasikan persyaratan untuk inkremen system berikutnya.
- Resiko untuk kegagalan proyek secara keseluruhan lebih rendah
Kekurangan Metode
Incremental :
- Inkremen harus relative lebih kecil (tidak lebih dari 20.000 baris kode) dan setiap inkremen harus menyediakan sebagian dari fungsional system.
- Adanya kesulitan untuk memetakan persyaratan pelanggan pada inkremen dengan ukuran yang benar.
- Butuh waktu yang relatif lebih lama untuk menghasilkan produk yang lengkap
3. Rapid Application Development (RAD)
Metode merupakan model pengembangan system yang melakukan beberapa penyesuaian terhadap SDLC pada beberapa bagian sehingga lebih cepat untuk sampai ke tangan pengguna system.
Kelebihan Metode RAD
- Waktu pengembangan yang lebih singkat.
- Biaya yang relatif lebih murah
Kekurangan
Metode RAD
- Tidak cocok untuk proyek skala besar
- Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi
- Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model
- Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini
4. Prototyping Model
Metode
ini biasa digunakan jika apabila klien hanya memberikan kebutuhan umum
software saja, tanpa memberikan detail berupa input, proses, dan output.
Namun dalam prosesnya cenderung lambat karena user akan
menambah komponen dari luar sistem. Sehingga kepastian penyelesaian
project pun tidak jelas. Kelebihan Prototyping Model :
- Adanya komunikasi baik antara pengembang dengan pelanggan.
- Pengembang dapat bekerja lebih baik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
- Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem.
- Menghemat waktu dalam pengembangannya.
- Penerapan lebih mudah karena pemakai akan mengetahui apa yang diharapkan.
- Kualitas sistem kurang baik karena hanya mengedepankan aspek kenyamanan user.
- Pengembang kadang-kadang menggunakan implementasi yang sembarangan.
- Tidak mencerminkan proses perancangan yang baik
Model Spiral, merupakan model pengembangan system yang digambarkan berupa spiral. Model spiral ini tidak merepresentasikan rangkaian tahapan dengan penelusuran balik (back-tracking), tidak ada fase-fase tahapan yang tetap seperti spesifikasi atau perancangan. Setiap untaian pada pada spiral menunjukkan fase software process.
Kelebihan Metode Spiral :
- Dapat digunakan untuk sistem yang besar
- Sangat cocok sebagai mekanisme mengurangi resiko
Kekurangan Metode Spiral :
- Terlalu banyak memikirkan resiko yang akan terjadi
- Masih jarang digunakan
- Metode ini lambat dan mahal karena setiap tahapan yang dilalui harus menikutsertakan pemesan
read more